Kamis, 22 Desember 2011

Penyakit "Timbilen/Timbilan/Bintitan" Atau Hordeolum


Hampir setiap orang mengenal timbilen atau timbil yang dalam bahasa medis disebut Hordeolum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang tua. Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak dibanding anak-anak. Tidak ada perbedaan angka kejadian (insidens rate) antara wanita dengan pria. Adakalanya seseorang mudah banget mengalami timbilen (berulang). Ibaratnya, baru sembuh yang satu, kemudian muncul lagi timbil di tempat yang lain.

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus).
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :
  • Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
  • Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).

G E J A L A
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.
Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.

PENGOBATAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).

Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
  • Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
  • Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
  • Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.

Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.

ANJURAN UNTUK PENDERITA
  • Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
  • Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
  • Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
  • Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
  • Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.

Kapan dilakukan insisi ?

Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
  • Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
  • Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
  • Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.

PENCEGAHAN
  1. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
  2. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
  3. Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
  4. Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
Semoga bermanfaat. Sumber

AWAS ! Timbilen Bisa Menyebabkan Kematian !

HORDEOLUM atau yang lebih dikenal sebagai timbilen. Bukan hanya orang dewasa yang mengalaminya, bayi pun ternyata juga bisa mengalaminya. Gejalanya hampir sama dengan orang dewasa, bahkan bila tak segera ditangani, itu bisa menyebabkan kematian.

Spesialis penyakit mata RSU dr Soetomo Surabaya, Dokter Hendrian D. Soebagjo SpMK mengatakan bahwa ada dua tipe timbilen. Yakni hordeolum externum, benjolannya terlihat di luar kelopak mata. Yang kedua, hordeolum internum yang hanya berupa benjolan yang berada di dalam kelopak mata. Gejalanya, kadang-kadang anak merasa terganggu, kemudian rewel dan demam. Keduanya berbahaya, harus mendapat penanganan sedini mungkin agar sembuh total.

Kuman yang mengiritasi adalah penyebabnya. Yang terbanyak adalah kuman sterptococcus dan staphylococcus. Penyebaran kuman tersebut antara lain melalui udara. Dikatakan Dokter Hendrian, “Disarangkan tak sering mengucek-ngucek mata. Terlalu sering dan keras mengucek mata bisa memunculkan luka berukuran sangat kecil (micro lesion). Nah melalui luka itulah bakteri bisa masuk ke dalam tubuh”.

Jika timbilen tak segera diobati, kuman berisiko masuk ke rongga mata. Selanjutnya, menuju ke selaput otak. “Dalam kondisi begitu, pasien akan mengalami meningitis. Namun bisa juga terjadi abses otak. Kalau sudah begitu, pasien bisa meninggal dunia”.

Pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan. Agar tak timbilen sebaiknya kesehatan dijaga sebisa mungkin. Terutama bayi atau balita dengan alergi. Namun meski ada alergi, kalau tak terkontaminasi bakteri, bayi dan balita tak akan timbilen. Sumber

’’POLES’’ Timbil dengan Bawang Putih

BAWANG putih (Allium sativum L) tentu sudah tak asing terdengar di telinga kita. Bahkan ibu-ibu rumah tangga hampir saban hari menggunakannya sebagai bumbu pawon.

Selain rasanya yang sedap dan gurih, umbi lapis satu ini berbeda dari bawang merah, dan tidak membuat mata terasa pedih. Tanaman yang bersinonim Porruni sativum Mill dan bergabung di dalam familia Amaryhlidaceae ini termasuk herba semusim yang berbatang semu, dan berwarna hijau.

Daunnya tunggal berupa roset akar, berbentuk lanset, dengan ujung runcing dan berwarna hijau. Umbinya tebal, dengan perbungaan berbentuk payung dan berwarna putih.

Selain kesedapan dan kegurihan rasa yang dimiliki, bawang putih juga memiliki potensi besar sebagai obat tradisional. Cara ini sudah lama dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk mengobati beberapa penyakit. Namun orang-orang yang hidup di zaman modern makin melupakannya, bahkan mulai tidak tahu kalau bawang memiliki aneka khasiat obat.
Solusi Tepat Anda pernah mengalami penyakit mata yang biasa disebut timbilan (timbilen; Jw)? Timbilan memang mengganggu. Belum lagi rasanya yang gatal, perih, dan mengganjal kelopak mata. Risih bukan?

Nah, bagi Anda yang menderita timbilan tidak perlu khawatir. Karena, bawang putih dapat menjadi solusi tepat untuk mengatasinya.

Umbi lapis ini mengandung beberapa kandungan alami yang terkandung dalam tiap-tiap getahnya. Kandungan tersebut berupa minyak atsiri, alildisulfida, dialildisulfida, alisin, aliin, enzim alinasa, triglikosida, vitamin A, vitamin B, dan hormon kelamin.

Perlu diketahui, bawang putih memiliki sifat khas yang menghangatkan, tajam tetapi halus. Bagian yang digunakan untuk mengobati mata timbilan adalah umbi lapisnya. Bahan yang digunakan sangat simple, yaitu cukup menyediakan sebutir bawang putih yang sudah dicuci bersih dan dikupas.
Kemudian, potong bagian ujungnya agar dapat memoles bagian mata yang timbilan dengan mudah. Poles timbil dengan irisan bawang secara perlahan-lahan dan searah.

Pada bagian ini perlu kehati-hatian, karena salah-salah bisa mengenai mata. Lakukan berulang-ulang pada pagi dan sore hari, sampai timbil mengempis. Mulailah menjaga kesehatan, karena sehat mahal harganya. Sumber

Alternatif Lainnya
  • Obat timbil yaitu dengan mengoleskan kotoran telinga. Untuk kotoran telinga yang kering dapat ditambahkan dengan air sedikit. Kalau udah mengandung air langsung dioleskan saja.
  • Minum Obat Sulfadiazin dan diolesi salep Mycos. Sumber
  • Basuhlah kelopak mata dengan air hangat (jangan terlalu panas), kompres basah pada daerah yang terinfeksi tiga sampai empat kali setiap hari setidak-tidaknya 5 sampai 10 menit setiap kali.
  • Hindari situasi-situasi yang memungkinkan mata Anda terkena debu atau kotoran secara berlebihan.
  • Jangan mempermainkan atau menggosok-gosok daerah yang terinfeksi, tak peduli betapa besar keinginan Anda untuk memijat timbil itu.

Bintitan sering di kaitkan dengan akibat dari mengintip seseorang,tapi sebenarnya menurut ilmu kedokteran timbelan sering di sebut 'Hordeolum' yaitu infeksi akut pd kelenjar minyak didalam kelopak mata yg disebabkan oleh bakteri dari kulit(biasanya disebabkan bakteri stafilokokus). Obatnya.. Nah dari info temanku sewaktu kena penyakit ini.. Disuruh pakai salep cap ikan paus. Pertama denger emang agak aneh dlm hatiku sempet kepikiran *emang ada apa.. obat yg merknya cap ikan paus..*. Tapi memang benar setelah di olesin slma 2 hari alhamdulillah sembuh. Obat ini nama aslinya yaitu OCULENTUM WHALE BRAND dan ada gmbr ikan paus di ujung tutup kemasanya. Dan warna kemasanya orange. Ohya obat ini tidak di jual di apotik biasanya ditko obat tradisional cina.. Smoga bermanfaat. *refrensi: pengalaman pribadi dan dari berbagai sumber.

Hampir semua penyakit timbil bisa diobati di rumah dan tidak memerlukan perawatan khusus. Jika timbil tidak pecah atau reda setelah satu atau dua hari, temuilah dokter, siapa tahu Anda perlu mencabut bulu mata pembawa masalah itu atau obat tetes mata antibiotik lewat resep dokter.

Update

KOMPOSISI :
Tiap gram mengandung Gentamicin Sulfate setara dengan 1 mg Gen-tamicin base.

CARA KERJA OBAT :
Gentamycin Sulfat mempunyai daya bakterisidal spektrum luas ter-hadap spesies Staphylococcus.Mekanisme kerja dengan menghambat syntesa protein bakteri.

INDIKASI :
Untuk pengobatan infeksi topikal baik infeksi kulit primer maupun sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap Gentamicin.

DOSIS :
Oleskan pada kulit yang sakit 3-4 kali sehari.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :
  • Hentikan pengobatan bila terjadi iritasi atau sensitisasi.
  • Dapat terjadi pertumbuhan yang berlebihan dari mikroorganisme yang tidak rentan pada pemakaian jangka panjang.  Begitu terjadi superinfeksi,hentikan pengobatan dan berikan terapi yang sesuai.
  • Jangan digunakan pada wanita hamil dalam jumlah besar atau dalam jangka waktu lama.

EFEK SAMPING :
Dapat mengakibatkan iritasi ringan ( eritema dan pruritis ).

KONTRA INDIKASI :
Sensitivitas terhadap Gentamycin. Infeksi virus dan jamur.

KEMASAN :
Tube @ 15 g.
Disimpan ditempat yang sejuk, kering dan terlindung sinar matahari langsung.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Semarang - Indonesia
No. Reg : DKL. 93.06308330 Al,o516.17A1

( sumber )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar